Lanjut ke konten

TANDA BEKAS SUJUD

8 April 2009

TANDA BEKAS SUJUD

Allah I berfirman:

" مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ "

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. (Al-Fath ; 29)

Inilah sebuah potret kehidupan generasi terbaik sepanjang zaman, yang dicatat dengan tinta emas dalam Al-Qur’an. Mereka adalah Rasulullah e nabi akhir zaman, bersama para shahabatnya yang setia dalam keimanan, walau untuk itu mereka harus berkorban. Harta, tenaga, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan, demi tegaknya islam dan hancurnya kekufuran.

Ayat ini, menjelaskan beberapa sifat yang dimiliki generasi terbaik yang sangat penting untuk direnungkan, untuk diambil hikmah dan pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan.

Pertama: Keras terhadap orang-orang kafir.

Kekerasan Rasulullah e dan para shahabat terhadap orang-orang kafir, tidaklah berarti mereka selalu mengobarkan api permusuhan dan peperangan. Akan tetapi yang dimaksud adalah, mereka keras dalam memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran.

Kedua: Saling menyayangi di antara mereka.

Mereka saling menyayangi, saling mengasihi. Bahkan Rasulullah e menggambarkan kehidupan kaum muslimin saat itu, bagaikan satu tubuh yang setiap anggotanya, merasakan apa yang dirasakan oleh anggota lainnya.

Ketiga: Selalu ruku’ dan sujud, karena mengharapkan keridoan Allah I.

Ruku’ dan sujud adalah inti dari ibadah, karena keduanya menggambarkan totalita ketundukan dan perasaan hina di hadapan Allah I.

Setiap ibadah yang disyari’atkan pasti mengandung ma’na ruku’ dan sujud, walaupun tidak ada praktik sujud (meletakkan muka di atas tanah, sejajar dengan telapak tangan, lutut dan kaki) di dalamnya.

Ibadah yang paling banyak mengandung praktik sujud adalah shalat. Dari itulah, Allah I mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam, ditambah dengan shalat-shalat sunat lainnya. Agar seluruh manusia selalu ingat akan jati diri mereka, kerendahan dan kehinaan mereka di hadapan Allah I.

Rasulullah r dan para shahabat, adalah orang-orang yang selalu menjaga shalat, dan ibadah-ibadah lainnya, baik yang wajib ataupun yang sunat. Sehingga seolah-olah mereka sedang beribadah kapan dan di mana saja mereka berada. Mereka selalu ruku’ dan sujud, yang merupakan inti dari ibadah.

Keempat: Terlihat tanda bekas sujud di wajah mereka.

Tanda bekas sujud bukanlah tanda hitam di jidat seseorang, yang seolah-olah memberi isyarat, bahwa dia adalah orang yang sering shalat (sujud). Lebih dari itu, yang dimaksud tanda bekas sujud adalah, pancaran ibadah dalam tingkah laku. Karena wajah merupakan bagian terpenting, dan paling pertama dilihat dari diri seseorang. Maka wajah adalah cermin atau simbol dari perilaku seseorang. Orang yang banyak melaksanakan ibadah dengan benar, akan mewarnai seluruh tingkah lakunya, kuat aqidahnya, baik akhlaqnya, yang direalisasikan dengan ketaatannya kepada seluruh aturan Allah I, dan hubungannya yang baik dengan sesama manusia.

Rasulullah r dan para shahabat, adalah contoh terbaik untuk masalah ini. Rasulullah r dan para shahabat adalah Qur’an-qur’an yang berjalan, di muka bumi.

Wallaahu A’lam.

Abu Muhammad

One Comment leave one →
  1. m. fauzan al-husaeni permalink
    20 April 2010 08:50

    subhanallah

Tinggalkan komentar